Workshop Implementasi Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta Grand Launching Aplikasi Sistem Informasi Madrasah Rose APP Madrasah Aliyah Matholiul Anwar

Lamongan – Madrasah Aliyah Matholiul Anwar menggelar kegiatan Launching “Rose APP” dan Workshop Pembelajaran Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta, Selasa 12 Agustus 2025. Hadir mengikuti kegiatan kali ini Kepala Kemenag, Kepala Madrasah Aliyah Matholiul Anwar dan seluruh civitas akademika MA Matholiul Anwar.

Kepala MA Matholiul Anwar Dr. Abdullah Faqih mengucapkan selamat datang kepada Kepala Kemenag, Narasumber Dr. Akhmad Zanuar Anshori dan tenaga pendidik yang telah hadir pada kesempatan kali ini. Selanjutnya, beliau menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah untuk mendorong inovasi dalam proses pembelajaran di lingkungan madrasah, khususnya melalui pemanfaatan teknologi dan pendekatan humanistik. Selanjutnya, beliau mengatakan pentingnya integrasi antara kecanggihan teknologi seperti Deep Learning dengan nilai-nilai spiritual dan kasih sayang yang menjadi dasar dari Kurikulum Berbasis Cinta.

“Melalui Rose APP, kami berharap siswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kepekaan emosional dan akhlak mulia. Aplikasi ini dirancang untuk menjadi media pembelajaran yang interaktif, personal, dan inspiratif,” ujar beliau.

Selanjutnya, Kepala Kankemenag Kab. Lamongan, H. Mohammad Muhlisin Mufa dalam sambutannya sangat mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh MA Matholiul Anwar melalui peluncuran “Rose APP”, sebuah aplikasi yang menjadi simbol kemajuan digital di lingkungan madrasah. Inovasi seperti ini membuktikan bahwa madrasah tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu agama, namun juga mampu beradaptasi dengan teknologi dan kebutuhan zaman.

Lebih dari itu, pelaksanaan Workshop Pembelajaran Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta ini mencerminkan komitmen madrasah dalam membangun pembelajaran yang tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga cerdas secara emosional dan spiritual. Kurikulum berbasis cinta menjadi solusi penting dalam membentuk karakter generasi muda yang berakhlak, berilmu, dan berdaya saing.

“Madrasah harus menjadi pionir transformasi pendidikan, di mana teknologi tidak menghilangkan sentuhan manusia, melainkan memperkuatnya. Dengan pendekatan berbasis cinta, kita membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual.” lanjutnya.

Melalui workshop pembelajaran Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta ini, kita berharap para pendidik tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga pembimbing yang mampu menanamkan nilai kemanusiaan, cinta, dan kasih sayang dalam setiap proses belajar mengajar. (Humas)

Leave a Comment