Sambutan Kepala Kemenag; Kurikulum Berbasis Cinta Adalah Wujud Nyata Dari Pendidikan Yang Tidak Hanya Mengasah Kecerdasan Intelektual, Tetapi Juga Membentuk Pribadi Yang Berakhlak dan Penuh Empati
Lamongan – KKMI Kecamatan KarKurikulum Berbasis Cinta adalah wujud nyata dari pendidikan yang tidak hanya mengasah kecerdasan intelektualangbinangun menggelar kegiatan Workshop Guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kec. Karangbinangun yang bertajuk “Membangun Generasi Cerdas Dengan Deep Learning dan Kurikulum Berbasis Cinta” bertempat di MI Bahrul Ulum Blawi, selasa 22 Juli 2025.
Pengawas madrasah Kec. Karangbinangun Ruswandi dalam laporan mengucapkan selamat datang dan terimakasih kepada Kepala Kemenag H. Mohammad Muhlisin Mufa, Kasi Pendma H. Banjir Sidomulyo dan Narasumber dari BDK Surabaya Dr. H. Achmad Zanuar Efendi. Selanjutnya, disampaikan tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kompetensi guru dalam memahami dan menerapkan pendekatan pembelajaran modern yang berpihak pada murid, khususnya melalui pemanfaatan deep learning (pembelajaran mendalam) dan kurikulum yang menanamkan nilai-nilai kasih sayang, empati, serta cinta terhadap ilmu pengetahuan
Sementara itu, Kepala Kankemenag Kab. Lamongan H. Mohammad Muhlisin Mufa dalam sambutannya saat membuka acara secara resmi menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang visioner ini. Ia menegaskan bahwa guru memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan masa depan generasi bangsa.
“Kurikulum Berbasis Cinta adalah wujud nyata dari pendidikan yang tidak hanya mengasah kecerdasan intelektual, tetapi juga membentuk pribadi yang berakhlak dan penuh empati. Pendekatan deep learning harus kita pahami sebagai proses mendalam yang menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan cinta belajar dalam diri siswa,” ujar beliau.
Beliau juga mengajak para guru untuk menjadi agen perubahan yang membawa semangat pembaruan dalam metode pembelajaran dan juga menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan kearifan lokal dalam setiap proses pendidikan.
Mengakhiri sambutannya, beliau berharap agar kegiatan ini tidak berhenti pada seremonial semata, tetapi benar-benar menjadi momentum untuk diterapkannya dalam kehidupan mengajar sehari-hari. (Humas)